Kurikulum 2013 di Mata Muzakki

Selamat datang kembali para pembaca setia yang tetep setia nunggu postingan baru dengan setia. Karena kesibukan menyelesaikan masalah mengenai sekolah-menyekolahkan, jadi gue susah cari waktu buat nulis lagi. Biasa, anak baru. Maaf ya. Dan inipun nyempet - nyempetin aja buat nulis, udah gatel soalnya gak nulis lagi.


OK mungkin kali ini kita bakal agak serius dikit, makanya yang mengharapkan tawa dari postingan ini, silahkan anda keluar. Soalnya gue sekarang mau bahas soal permasalahan yang sedang dikeluh-kesahkan oleh para pelajar di Indonesia akhir - akhir ini. Yap, soal kurikulum baru, Kurikulum 2013.

kurikulum 2013


Gue angkat masalah ini antara gue kesel sama yang ngeluh - ngeluh karena kurikulum 2013, kesel sama yang melaksanakan, dan kesel sama yang buat. Gue mau mengungkapkan bahwa sebenernya gak ada yang harus saling menyalahkan. Karena semuanya gak ada yang 100% bener dan gak ada yang 100% salah. Walaupun dalam cerita dongeng selalu ada yang jahat, tapi ingatlah bahwa dunia bukanlah negeri dongeng. Seluruh pihak di sini bisa menjadi semuanya salah dan juga semuanya bener. Namanya juga dunia.

Perlu kalian tau, gue sekarang adalah murid kelas 1 SMA, sehingga gue dan teman - teman seangkatan lainnya kebagian jadi kelinci percobaan kurikulum 2013.

Sekilas Tentang Kurikulum 2013

Bagi yang belum tau, tenang, di sini gue mau bahas soal kurikulum 2013 dulu. Biar kalian ngerti dan sama - sama ngerasain apa yang kita rasakan. Jadikan sehati gitu. So sweet deh. 

Kurikulum 2013, menurut apa yang gue tangkep itu sangat menggali potensi siswa dalam kegiatan belajar mandiri. Jadi siswa tuh diharapkan nyari sendiri apa yang mau dia pelajari terlebih dahulu, sebelum diajarin gurunya. Ya akhirnya siswa diharapkan ngerti karena dia 'nyari' bukan karena dia 'disuap' doang. Menurut pengalaman, emang kalau belajar hasil 'nyari' sendiri itu ke kitanya bakal lebih inget dengan jangka waktu yang panjang. Jadi gak cuman sampe ulangan, udah lupa begitu aja. 

Metode 'nyari' juga gak cuman bisa dilakukan dengan belajar mandiri, tapi juga bisa dilakukan dengan diskusi kelompok. Makanya di kurikulum 2013 ini bakal banyak diskusi kelompok. Karena diharapkan dari diskusi kelompok itu, seorang siswa akan salaing 'hajar-menghajar'. Kan kalau sama temen itu kadang lebih gampang ngertinya yah? Nah tujuan diskusi kelompok di kurikulum 2013 tuh itu. Biar kalian diskusi soal satu permasalahan, dicari solusinya/kunci permasalahannya, nah akhirnya kalian sendirilah yang bakal melahirkan teori yang pas untuk nyelesain masalah itu. Efek dari kegiatan diskusi itu apaan? Jadi kalian lebih kreatif menentukan penyelesaian dari satu masalah.

Kita liat ke jadwal dan jam pelajaran. Gue bakal ngasih contoh jadwal pelajaran gue di untuk hari Selasa.

Selasa

[06:30 - 07:15] Bahasa Indonesia
[07:15 - 08:00] Bahasa Indonesia
[08:00 - 08:45] Bahasa Indonesia
[08:45 - 09:30] Bahasa Indonesia
Istirahat
[09:45 - 10:30] Matematika
[10:30 - 11:15] Matematika
[11:15 - 12:00] Matematika
Istirahat
[12:30 - 13:15] Matematika

Setelah 13:15 dilanjut lintas minat/pendalaman jika ada.

Kurikulum 2013 mengharuskan agar guru hanya menerangkan di jam pertama saja. Itu berarti 45 menit dipakai untuk menerangkan materi. Sisa waktu yang ada (itu berarti 135 menit/3 jam pelajaran), dipakai untuk kegiatan tugas mandiri, diskusi kelompok, dll. Yang bertujuan untuk siswa 'mencari' materi lebih jauh dan lebih dalam. Ataupun bisa dipakai untuk mengevaluasi materi yang sudah diterangkan di 45 menit yang pertama. Ya pokoknya fungsi guru di jam ke-2 sampai ke-4 itu hanya mengawasi siswa mengerjakan tugas atau diskusi kelompok. Bagaimana agar selama 4 jam pelajaran kita tetep bisa semangat belajar yang materinya itu-itu aja? Itu tergantung kreativitas dari gurunya. Kalau guru dan siswa bisa membuat suasana kelas menjadi lebih 'asik', niscaya materi akan tersampaikan dan seluruh siswa pun bersemangat mengikuti pelajaran. Walaupun mata pelajarannya itu-itu aja selama 4 jam pelajaran. Sekali lagi, kembali ke kreativitas.

Nah, mungkin segitu aja dari gue tentang kurikulum 2013 untuk jenjang SMA, biar kamu - kamu yang gak ngerasain, bisa tergambar lah sedikit tentang kurkul baru ini. Ngerti kan? Ngerti? Kalau enggak, anda belet. Jangan salahin gue.

Nah, sekarang kita bakal bahas, apa sih masalah dari kurikulum 13 yang lagi rame dibicarakan ini. Gue bakal pakai metode "Mencoba Memahami Sebelum Membenci". Dalam kasus ini ada 3 pelaku, Siswa, Pelaksana dan Pembuat. Jadi gue bakal mencoba-coba merasakan jadi ketiga pelaku itu, biar tau, mana sih yang salah. OK? Ngerti kan ngerti? kalau enggak, sekali lagi, anda belet. Jangan Salahin gue.

Pertama-tama, gue bakal mulai dengan 'siswa'. Iya yang lagi gue rasain sendiri.

Banyak banget siswa di sana - sini mengeluh akan sistem pembelajaran di kurikulum 2013 ini. Ngeluh ke gurunya langsung, ngeluh lewat socmed, mulut ke mulut, sampai pantat ke pantat. Semua orang mengeluh. Padahal belum setengah tahun kurikulum 2013 ini dijalani, udah banyak banget yang 'gak betah'. Kenapa mereka bisa sampe gak betah? Gue bakal memberikan 'quote' yang berasal dari siswa yang ngeluh tentang kurikulum 2013. Anda simpulkan sendiri kenapa mereka 'gak betah'
"Kurikulum 2013. Guru masuk langsung ngasih tugas. Muridnya ngerjain, gurunya tinggal nyantai. Stress" 
"Kurikulum baru ini tugasnya banyak banget! Gimana gak stress coba"
"Matematika 4 jam dong! Gimana gak jenuh coba.."
Dan masih banyak lagi yang sejenis...
So, mungkin gue bisa tarik kesimpulan dari kata-kata mereka, masalah utama mereka itu soal 'padet', 'guru yang tinggal ngasih tugas padahal belum diterangin', dan 'jenuh serta lelah'. Gue sebagai siswapun emang merasakan hal yang sama, kadang ditengah pelajaran ngerasa jenuh, pengennya cepet-cepet istirahat mulu. Ini yang bisa bikin gue gak konsentrasi, pikiran gue jadi melayang-layang kemana-mana. Raga di kelas, pikiran di kantin. Rasanya ingin cepet-cepet melahap itu gorengan.

Bayangkan, siswa dikondisikan untuk belajar satu mata pelajaran dalam 3 jam (4 x 45 menit). Andaikan guru tidak kreatif mengolah waktu dengan baik, maka hancurlah sudah. Siswa bakal jadi cepet bosen, akhirnya pelajaran gak akan yang nerap.

Jam pelajaranpun ditambah menjadi 42 jam/minggu. Yang asalnya 38 jam/minggu. Kepadatan jadwal di sini bisa jadi mendukung siswa untuk fokus belajar dalam hari-harinya. Atau bisa jadi membuat siswa jadi gak punya waktu untuk melakukan kegiatan lain. Jika biasanya anak sma jam 1-2 siang udah keluar, ini di kurkul 2013 bisa baru jam 4 kurang, keluar. Bayangkan, biasanya mereka sehabis pulang dari sekolah, mungkin ikut ekskul atau kegiatan lain yang mendukung hobby-nya. Tapi melihat waktu sesore itu kita keluar, kita jadi lebih memilih untuk langsung pulang ke rumah. Karena tugas untuk hari esok sudah menunggu.

Jika banyak orang terlalu 'academic-minded' maka gue gak tahu bakal kayak gimana jadinya. Soalnya, kalau seorang siswa hanya belajar dari buku pelajaran, tanpa dibekali life-skill atau keterampilan-keterampilan yang lain, bagaimana bisa siswa tersebut siap untuk menghadapi kehidupan yang 'nyata'? Karena hidup ini bukan cuman soal matriks, ekponen dan logaritma..

Soal tugas yang banyak. Ketahuilah, bahwa kalian para siswa, ini sudah SMA. Emang dari sononya sma tugasnya makin banyak...

Sekarang gue mau komentarin dari sisi pelaksana...

Mungkin gue bakal dibilang sok tau, karena sekarang gue bakal membayangkan seakan-akan gue pelaksana kurikulum 2013. Ini berarti gue membayangkan jadi guru dan staff-staff yang ngatur jalannya kurikulum 2013. OK, kita mulai..
Pelaksana. Mungkin masih banyak guru - guru yang belum bisa menerapkan kurikulum 2013 dengan baik. Seharusnya guru mengajar 1 jam pelajaran saja, sisanya adalah siswa yang harus aktif. Tapi kenyataan dilapangan kadang banyak guru yang 'ceramah' mulu dari jam pertama sampe jam terakhir. Ini yang buat kitanya siswa, jadi bosen.

Mungkin mereka para guru dituntut untuk menyelesaikan materi dalam satu pertemuan, tapi tak sanggup karena hanya boleh menerangkan di awal jam pelajaran saja. Ya logikanya emang dapet sih, bagaimana bisa menyelesaikan satu pokok pembahasan dalam satu pertemuan. Ya akhirnya jadi gitu, kadang sampe jam terakhir nerangin mulu, kita gak dikasih latihan....

Pelaksana di sini menurut gue banyak yang belum siap dengan kurikulum baru. Mereka masih 'meraba-raba' bagaimana 'bentuk asli' kurikulum 2013 itu. Walaupun banyak pelatihan yang sudah diberikan oleh pemerintah kepada kaum pelaksana, tapi tetap saja... pelaksanaan dilapangan kurang begitu baik.

Nah, pelaksana dan siswa sudah gue bahas, sekarang Pencipta ...

Tak banyak yang mau terangin soal pencipta kurikulum baru ini. Konsep yang dibawa oleh pembuat kurikulum 2013 ini sangat brilliant. Menyisipkan banyak pendidikan karakter di tiap pelajaran. Kita jadi bisa tau bagaimana penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari. Ini sebenarnya yang kita butuhkan. Waktu belajarpun ditambahkan mungkin karena ingin anak-anak bangsa menjadi lebih fokus terhadap pelajaran, tidak fokus kepada yang lain.

Sayang, menurut gue pelaksanaan kurikulum baru ini terlalu tergesa-gesa. Baru beres, langsung diterapkan. Mungkin setidaknya kurkul baru ini di uji coba dulu. Apakah meningkatkan prestasi siswa. Apakah dampak yang ditimbulkan sesuai dengan yang para pencipta prediksi. Bagaimana reaksi siswa terhadap kurikulum 2013 ini. Dan, cocok kah kurikulum 2013 ini dengan budaya atau kebiasaan para pelajar di Indonesia.

Kesimpulannya mungkin...

Untuk siswa, mari kita berjuang bersama-sama. Para pemimpin bangsa tentu saja tidak punya niat untuk menyiksa ataupun memperbodoh kita. Mereka punya niat untuk memperbaiki kualitas pendidikan kita. Lewat kurikulum 2013 ini, kita diharapkan lebih terampil, tau penerapan sebuah pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, karakter kita terbina dengan baik, dan tentu saja kualitas 'kita' menjadi meningkat, serta akhirnya kita siap untuk menjadi generasi perubah bukan generasi penerus yang terus-terusan korupsi. Generasi yang sedang memimpin bangsa ini sudah tidak bisa ditolong lagi. Makanya, generasi kita harus bisa jadi lebih baik dari generasi sekarang agar nasib bangsa ini bisa berubah menjadi lebih baik

Untuk pelaksana dan pencipta, berat memang melaksanakan sesuatu yang baru yang belum dicoba sama sekali sebelumnya. Tapi, saya kira ini belum bisa disebut gagal. Tidak. Memang tidak gagal. Dampak dari kurikulum baru yang anda canangkan belum terlihat. Ini baru awal. Saya yakin, apa yang anda-anda upayakan tidak akan sia-sia.

Dolor Hic Tibi Proderit Olim ( Someday this pain will be useful to you ) - Ovid
 Akhirnya selesailah postingan gue ini. Ya disela-sela UAS, gue masih bisa ngeblog.
Apa? Gak lucu? Kan gue udah bilang postingan ini agak serius...

P.s : Iyadeh... post selanjutnya bakal lucu, iya...iya janji... 

Comments

Popular posts from this blog

Harkos, Pengharkos, dan Diharkos

Super-Heroh

Apatis