Nasi Padang dan Ampasnya

Halo semuanya! Sudah lama gue gak nge-post sesuatu ya. Biasalah pelajar, tugas tiap hari pasti aja ada. Di post kali ini gue bakal nyeritain pengalaman gue sendiri. Dan sesuai judul, ada hubungannya dengan nasi padang.

Ceritanya, setelah gue nonton film 'The Hunger Games' pengen beli novel lanjutannya di toko buku (yaiyalah di toko buku) , yaitu 'Catching Fire'  dan 'Mockingjay' . Tapi sebelum gue ke toko buku yang sangat-paling-terkenal-sekali-di-Indonesia yaitu Gramedia, gue berniat untuk jenguk sodara gue di Rumah sakit. Pergi kesana bareng suami ibuku (manggilnya bapak, tapi engga pas. Mau pake bokap, gak enak). Pas di mobil bapa gue bilang, "Cari makan dulu aja. Makanya mau apa? Padang mau?" sentak adik cewe gue yang dikutuk jadi setengah alay ini menjawab "MAU!". Respon gue? Dengan setengah mendengar karena headset nempel di telinga, Gue cuman ngangguk aja tanda setuju.

Akhirnya kita sampai ke rumah makan padang yang kebetulan bersebrangan sama Rumah sakit itu. Pantes bapa gue nawarin Nasi Padang. "Kamu tunggu aja disini. Mau pesen apa?" Kata bapa gue, "Ayam Pop!" sentak, Bapa dan Adik gue hening melihat perkataan gue. Gue disitu juga ikut hening, tapi dengan maksud pencitraan, gue langsung ngomong "Rendang ajadeh, pake telor ya" dengan berat hati. Kenapa? Jujur, gue gak suka pedes-pedes. gue sempet mikir, kenapa kok pada hening ketika gue ngomong ayam pop?  itukan makanan khas padang. Tapi setelah gue liat-liat rumah makannya, gue jadi nyadar rumah makan ini gak menyediakan ayam pop. Tak berapa lama, bapapun datang kembali masuk ke mobil dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit yang tinggal nyebrang aja dari situ.

Sampe di rumah sakit gue langsung menuju kamar dimana sodara gue dirawat. Kebetulan sodara gue umurnya baru 1,5 tahun, jadi masih cabi-cabi kaya gue. Setelah sedikit-sedikit gue menjambak pipi sodara gue, langsung gue buka bungkusan nasi padang itu. Pertama-tama dibuka, gue langsung nyomot rendangnya dan gue gak tau ternyata rasanya bakal begitu PEDAS! Ini bukan pertama kalinya gue makan rendang, tapi kenapa yang ini pedes banget. Sentak, keringet gue bercucuran sangat derasnya kaya air keran. Gara-gara rendang itu, Gue jadi inget satu quote :

"Rasa rendang itu semakin ke jawa semakin tidak pedas" - Ayah Alif dalam Kisah Negeri 5 Menara

Gue di Kota Bandung, Jawa Barat, Pulau JAWA! Tapi ini aja udah pedes, gimana itu yang di Padang?! Atau mungkin yang masak di rumah makan padang itu adalah Orang Padang asli yang dikirim lewat FedEx/DHL/TIKI ? Mungkin lagi dia adalah orang Jawa asli yang berguru ke Padang dan bertapa disana agar bisa membuat rendang yang pedasnya sama seperti rendang di Padang?! Gue bingung, Pimpinan Bingung, Sangkuriang anak Lembang juga bingung.

Gue pun dengan tampang cool mencoba untuk terlihat tidak kepedasan. Tapi gagal, gue malah lebih terlihat seperti seorang idiot yang lagi persiapan buat panjat pinang tujuh belasan. Gue mencoba melihat keseliling, bapa gue biasa aja makan rendang, begitu juga adik gue. Timbul rasa penasaran, "Kok mereka kuat?". Lalu munculah beberapa opsi kenapa mereka bisa kuat : 1) Mereka emang kuat ; 2) Mereka pura-pura kuat ; 3) Mereka pake cheat agar bisa tahan terhadap pedas. Untuk bisa menjawab mana yang benar gue harus menanyakan langsung kepada mereka. Tapi niat itu gue urungkan, akhirnya gue teruskan aktivitas gue berolahraga bersama Nasi Padang.

Sebenernya udah makan, niatnya gue mau langsung sendirian ke Gramedia. Tapi karena yang gue makan nasi padang yang cukup pedes, gue nunggu dulu. Nunggu sampe kapan? Sampe perut gue merasa panas dan sakit perut menyerang gue dan sekalian mau keluarin itu feses-fesesnya. Tujuannya biar di jalan lancar-lancar aja, gak harus ngeluarin lagi. Tapi sekian lama gue menunggu, sakit perut itu tak kunjung datang. Akhirnya dengan rasa percaya diri, bahwa gue gak akan apa-apa di jalan, gue pamit sama kedua orang tua dan adik gue ke Gramedia.

Mungkin kalian bisa nebak apa yang terjadi ketika di jalan. Iya, sakit perut itu tiba-tiba menyerang dan datang dengan berbondong-bondong ketika gue sedang di dalam angkot. Mula-mula sih gue masih bisa nyimpen itu rasa sakit dengan tampang yang normal Tapi gue tahu, sewaktu-wakut tampang gue bakal berubah kaya kodok di kutuk jadi hewan pengerat. Gue bingung setengah lingkarang, bahkan bisa sampe 3/4 lingkaran (inget uts...) , gue harus ngeluarin feses ini dimana? Di muka sopir angkot? Atau gue plastikin aja terus buang ke kolong kursi penumpang, berhenti di tengah jalan dan seolah-olah tak ada yang terjadi? Itu gak mungkin. Konyol. Keringet gue kembali bercucuran dari dahi yang penuh dengan jerawat ini.

Tiba-tiba gue inget adegan-adegan di acara komedi : kalau mules, pegang batu, genggam keras-keras. Gue sebetulnya pengen mempraktekan itu, tapi ini kendaraan umum, mana ada batu?! Tapi gue menemui cahaya kebahagiaan diujung jalan, tempat dimana gue bisa bernapas lega, dan gak akan ada satupun orang yang menyadari gue lagi mules....SPBU! Gue Berhenti di depan SPBU itu dan tak lupa membayar ke supir angkot yang sudah berjasa mengantar gue sampai sini (Jasamu takkan kulupakan (': ). Dengan sedikit teknik berjalan-berlari, kurang dari 1 menit gue sudah ada di dalam toilet.

Problem gak selesai ketika gue mengeluarkan feses-feses itu ke lubang tercela tempat para kotoran tinggal. Seperti ada yang belum keluar dan susah untuk dikeluarkan (disingkat SAYBKDSUD) . Tapi rasa SAYBKDSUD itu hilang dengan sendirinya tanpa syarat atau upeti yang harus gue berikan kepada perut ini. Akhirnya gue keluar dengan cepat dan mencari angkot lain untuk menuju Gramedia.

Sesampainya di Gramedia, gue langsung nyari kedua buku itu. Ternyata sedang ada diskon 25% yang menambah semangat gue untuk cepat-cepat mengambil kedua buku itu. Dan akhirnya dapet juga


Tapi setelah gue mendapatkan kedua buku itu, bukan rasa senang yang gue dapet, tapi problem itu muncul lagi. Iya, SAYBKDSUD datang lagi. Sepertinya SAYBKDSUD itu tadi sedang mempersiapkan sesuatu agar pas kembali dia sudah dengan kekuatan yang sangat besar. Di dalam gedung gramedia gue nyari toilet. Akhirnya ketemu sih...tapi itu toilet cewe. Gue gak bisa masuk situ. Kecuali gue bisa berubah jadi Power Ranger Pink.

Akhirnya gue mencoba mencari toilet yang lain. Dan akhirnya ketemu! Itu toilet cowo! Tapi sedang direnovasi. Sial. Gue memutuskan untuk nyebrang ke sebuah Mall yang cukup terkenal, Bandung Indah Plaza (Kenapa gak daritadi?!). Dan guepun menemukan muara pembuangan disana.

Setelah akhirnya sesuatu itu bisa keluar, gue memutuskan berjalan-jalan 'sedikit', liatin orang-orang bareng 'temennya'. Setelah 'puas' melihat-lihat, gue balik lagi ke rumah sakit dengan memakai angkutan umum. Gue duduk di depan. Di jalan, ada 'segerombolan' ababil yang naik juga, mereka terdengar sedang ngomongin orang. Bercanda tapi gak bermutu. Dan parahnya lagi, gak cuman segerombolan ababil juga yang sedang berisik dibelakang, para ibubil (ibu-ibu labil) juga melakukan hal yang sama. Mungkin biar keliatan gaul (tapi gagal). Kalo omongan penumpang dibelakang itu makanan, mungkin gue udah muntah-muntah daritadi.

Gue akhirnya memasangkan headset ke kedua telinga gue dan mencoba untuk tidak mendengar semuanya. Ignore The world...

Comments

  1. It means that you are truly Bandung people. Temen gue jg cuma makan kfc yg hrgny 10rb itu nasi pake karaage kecil ktny pedes bangeeeeeet haha

    ReplyDelete
  2. Aaah Catching Fire sama Mockingjay emang rame bgtbgtbgt!!!!!! (?)

    ReplyDelete
  3. pake video stand up comedy nya kamu juga atuh ham ^___^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Harkos, Pengharkos, dan Diharkos

Super-Heroh

Antara Sabtu - Minggu - Senin