Kuantitas dan Kualitas

Halo semua orang-orang yang masih diberi umur untuk bisa membaca post kali ini. Smart Post with Smart Writer and Smart Reader. Jadi, jika anda tidak tertarik dengan post kali ini, berarti anda bukan orang pintar. Deal? DEAL! *ketawa dari bawah sumur*

Maaf, atas kegilaan di paragraf atas... kalau kata anak gaul blekberi, "Bajak" ;)

Ok, sekarang disini gue mau ngomongin tentang kualitas dan kuantitas. Mungkin ada yang belum bisa membedakan antara kualitas dan kuantitas iniya? Gue akan menjelaskan tentang kualitas dan kuantitas dengan se-SINGKAT-SINGKATnya. Jadi, jika lo masih tetap gak mengerti ketika gue jelasin tentang kualitas dan kuantitas, bacalah berulang kali. Jangan salahkan saya, jika kamu gak ngerti-ngerti juga ketika nanti saya menjelaskan tentang kualitas dan kuantitas. Kenapa? soalnya gue gak mau ngejelasin panjang-panjang karena gue bukan guru. Dan gue juga pinginnya langsung ke materi, gak panjang-panjang kaya gini. Tapi ya, salahkan lo sendiri karena lo gak bisa bedain kuantitas dan kualitas. *tarik napas* Ok,sudah awalannya, sesudah ini gue akan mencoba menjelaskan kepada kamu tentang kualitas dan kuanttias. Tapi, kamu harus bener-bener bacanya supaya bisa cepet ngerti. Ingat ya, gue akan menjelaskan ini dengan se-SINGKAT-SINGKAT-nya....*telor dimana-mana*

Kita mulai dengan kualitas. Kualitas adalah mutu/bagusnya/jeleknya suatu objek. Objek itu bisa berupa Mahluk hidup dan mahluk tak hidup. Kuantitas adalah banyaknya jumlah suatu objek tersebut. Jadi sekarang bisa bedainkan antara Kualitas dan Kuantitas? Apa harus gue ulang lagi? *hening*

#TaukahKamu ? bahwa sudah panjang lebar kamu baca kata-perkata, kita baru sampai di materi pokok.

Banyak yang salah dalam mengambil keputusan. Dan khususnya perbuatan yang menyenggol soal Kualitas dan kuantitas ini. Kadang kita lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas. Tapi emangsih, disaat tertentu Kuantitas harus lebih dipentingkan. Misalnya di pertandingan sepak bola. Mau gak mau, pemain harus menciptakan gol. Dan golnya itu gak harus dengan gaya yang keren kan? Malah, biasanya ada gol yang bisa terwujud karena ketidaksengajaan (seperti : Bolanya ke arah tribun penonton. tetapi tiba-tiba berbelok arah ke gawang karena ada terpaan angin dari pantai selatan).

Tapi kadang (sering) di momen yang ain, kualitaslah yang lebih dibutuhkan. Misalnya followers twitter.
" Walaupun ada -- 1000 followers -- tapi tak berkualitas -- apa gunanya... " - Lupa lagi siapa yang nyanyi
Tapi sebenernya lebih bagus kalau kita menyeimbangkan keduanya. Misalnya uang. Kita bakal seneng kalau punya banyak uang dengan cara mendapatkannya pun berkualitas (Jerih payah sendiri). Berbeda dengan koruptor yang lebih mengutamakan kuantitas. Dimana jumlah uangnya banyak tapi cara mendapatkannya tak berkualitas alias kampungan.

BELAJAR 
Sering orang tua memerintah kita untuk belajar. Jika, umur kamu masih 5 tahun, itu sah-sah saja. Karena orang tua ingin membuat 'Belajar' menjadi kebiasaan keseharian kamu. Tapi ketika kalian sudah menginjak usia remaja masih disuruh-suruh, itu baru salah. Sesuatu kegiatan jika tidak diniatkan dengan hati, pasti aktivitas itu tidak akan berjalan dengan baik.

So, belajar itu harus diniatkan dalam hati kamu yang paling dalam dan tak ada paksaan dari pihak diluar kamu. Gimana caranya? Memotivasi diri kamu agar dirimu mau belajar. Kalau gue punya prinsip, "Kalau hari ini saya tak belajar, besok jadi gembel".

Lalu apakah hubungannya dengan kuantitas dan kualitas ini? Begini. kalau kita setiap hari belajar 3 jam tapi tidak serius dan sambil main-main, itu sama saja kamu mendorong tembok. Memberikan tembok tersebut suatu gaya tapi tak terjadi perpindahan, alhasil usahamu sama dengan 0. Berbeda dengan yang hanya belajar 1 jam tapi dia sangat serius. Dia akan meberikan suatu gaya terhadap sebuah benda, dan benda tersebut akan berpindah sedikit-demi-sedikit, alhasil usahanya akan membuahkan hasil yang baik.

GALAU
Maaf, gue agak menyinggung galau di post ini. Karena seperti yang gue bilang di post-post sebelumnya, galau sudah menjadi trend dan gaya hidup.

Galau pun akan lebih baik kalau kualitas galau tersebut tinggi dan tentu saja kuantitas galaunya rendah. Dan bagaimana galau yang berkualitas itu? Galau berkualitas itu seperti "Aku galau. Koruptor tumbuh subur di Indonesia. Sehingga membuat negara ini menjadi kewalahan menghadapinya". Dan galau tidak berkualitas itu seperti "Aku galau, pacarku gak nelpon dan sms dari tadi pagi".

Adapun galau berkualitas itu tidak mengganggu orang lain. Misalnya galauin pacar, terus pengen curhat ke sahabat kamu, tapi sahabat kamu lagi sibuk. Jika kamu sahabat yang baik, pasti kamu tidak akan mengganggu dia dan mencari tempat curahan hati yang lain. Tapi jika anda adalah sahabat yang buruk, anda akan mengganggu sahabat kamu, dan jika sahabat kamu tetep gak nerima curhatan kamu, pasti kamu bakal sepet-sepet dia di twitter, "Dateng, kalau ada maunya aja"

Jadi, sebelum anda galau. Pastikanlah galau anda berkualitas dan mampu diterima oleh masyarakat sekitar serta tidak menggangu orang lain.

TWEET
Sama juga dengan tweet. Pentingkanlah tweet yang berkualitas dan bukan kuantitasnya.

Gue langsung aja jelasin, tweet yang tidak berkualitas itu seperti (sorry) "brb makan,brb tidur, brb salto, dll". Beda denga tweet yang berkualitas, tweet berkualitas itu biasanya sekali muncul biasanya langsung memotivasi yang baca tweet tersebut.

Mungkin post kali inipun gak berkualitas, karena sedikit kalimat yang berkualitasnya. Tapi gue berharap, setelah kalian baca post ini, kalian bisa membedakan kualitas dan kuantitas.

Bye! Salam buat papa-mama-kakek-nenek di rumah!

Comments

Popular posts from this blog

Harkos, Pengharkos, dan Diharkos

Super-Heroh

Apatis